Kepada Sang Nona Pemilik Hati

 


Terkadang tak perlu banyak meminta agar mendapatkan sesuatu yang benar-benar ditakdirkan untuk kita. Mendapatkanmu, misalnya.

Kamu datang tanpa diduga, kamu menarik hati tanpa dipaksa. Kita, di kehidupan sebelumnya, seperti sepasang yang menjalin asmara, terpisah, kemudian kini dipersatukan kembali oleh semesta. Semoga rasa ini benar-benar nyata, bukan hanya angan-angan semata.

Kita adalah dua yang dulu pernah gagal lalu kemudian dipertemukan dan berharap kisah ini akan kekal. Kamu tahu? Tuhan telah membahagiakanku dengan mempertemukan kita. Dulu aku seperti perahu yang berjalan tanpa arah, namun sekarang sudah tahu jalan pulang ke rumah.

Bersamamu itu membahagiakan, menghabiskan waktu denganmu, entah kata yang bagaimana yang dapat mengungkapkan.

Seseorang sebelum kamu pernah berkata, bahwa ia mengharapkanku bertemu yang lebih baik darinya. Semoga itu kamu. Dan bantu aku yakinkan bahwa itu benar-benar kamu.

Menjadi pemilik hatimu tidaklah sulit. Namun menjadi masa depanmu, ilmuku masih sedikit. Maka ajarilah aku, menjadi masa depanmu sambil kini mengisi hatimu. Kuharap tak ada badai yang lebih kuat dari genggam sepasang tangan kita, agar kita tak kenal kata pisah.

Dan di antara sepasang tangan kita yang saling bergenggaman, di situ kuharap ada Tuhan yang sedang menyunggingkan senyuman. Aku tahu masa depanku masihlah jauh di sana, maka dari itu aku butuh kamu agar kita bisa menjangkaunya bersama.

Ada kedekatan yang kuharap tidak hanya untuk sementara. Ada kita yang kuharap untuk selamanya.

Satu hal yang kupahami, tak perlu menjadi yang terlalu sempurna bagi diri masing-masing. Sebab dari kebersamaan, kelak akan ada yang menjadi lebih penting; cinta yang saling terjalin. Kita jadikan cinta itu obat, bukan penyebab luka menyayat. Kita jadikan cinta itu alasan selalu saling mengerti, bukan alasan saling menghakimi.

Ada kedekatan yang kuharap tidak hanya untuk sementara. Ada kita yang kuharap untuk selamanya.

Satu hal yang kupahami, tak perlu menjadi yang terlalu sempurna bagi diri masing-masing. Sebab dari kebersamaan, kelak akan ada yang menjadi lebih penting; cinta yang saling terjalin. Kita jadikan cinta itu obat, bukan penyebab luka menyayat. Kita jadikan cinta itu alasan selalu saling mengerti, bukan alasan saling menghakimi.

Ada kedekatan yang kuharap tidak hanya untuk sementara. Ada kita yang kuharap untuk selamanya.

Satu hal yang kupahami, tak perlu menjadi yang terlalu sempurna bagi diri masing-masing. Sebab dari kebersamaan, kelak akan ada yang menjadi lebih penting; cinta yang saling terjalin. Kita jadikan cinta itu obat, bukan penyebab luka menyayat. Kita jadikan cinta itu alasan selalu saling mengerti, bukan alasan saling menghakimi.

Aku hanya ingin merasa lengkap di sampingmu. Maka tak perlu jadikan aku sempurna, sebab sempurna itu tak pernah ada. Biar kita saling mencukupkan saja, sebab yang berlebihan itu tak pernah berlangsung lama.

Jadikan aku milikmu selamanya, sebab adamu selalu mencukupiku.

Comments

Popular posts from this blog

Walau Kamu Pernah Pacaran

Penyendiri

Keputusan Anak Yatim