Posts

Showing posts from August, 2018

Pujaan

Image
  Apakah yang dipikirku setiap hari ini adalah wajahmu ? yang berputar-putar menghangatkan keseharianku, yang berlari-lari menyamarkan realitaku. Kuanggap itu kamu, tak akan kubilang nama lain. Karna kau realita yang membuat imajiku dan imajiku yang menjadi realita. Akankah kukecup bila kudapati kau nanti ? kurasa tidak, pikiranku sempit bila melakukannya tawa dan senyummu yang kucari dahulu. Kemudian peluk erat yang mengusir ribut sekitar kita merekah diantara mereka yang belum mekar. Dan kepada nyawa-nyawa yang punya lagak manis yang mencoba mengambil nadimu dari sekitaran tanganku. Kuharap mereka lemah dan menjadi lelah dan tak kuasa untuk mengejarmu lagi. Maaf, egoku besar bila memperebutkan dirimu. Lalu kujadikan kau sebagai satu buah takdir, yang kuraih mati-matian meski ditengah gemuruh, yang kujaga mati-matian meski ditengah gelombang. Langit terang untuk malam-malam kantukku, laut tenang untuk pagi-pagi pulasku. Lalu kunamakan kau sebagai seorang pujaan. Yang sedang

Tulisan Terakhir Di Ulang Tahunnya

Image
   "Menulis adalah cara terbaik untuk meluapkan emosi yang mungkin tak akan mampu keluar secara gampang dari bibirku. Menulis adalah satu-satunya cara untukku dapat menceritakan tentangmu kepada yang lain, tentang kita dan tentu saja tentang aku yang selalu ingin kau membaca tulisanku. Namun ini akan jadi tulisan terkahirku tentangmu." Ungkap seorang lelaki yang baru saja berstatuskan anak yatim. Namun kalimatmu tidak teratur, Tuan Yatim. Tergagap di sela-sela pembicaraan, terkadang ada jeda cukup lama untuk mengambil nafas seolah hal yang terjadi teramat memukul hidupmu. Boleh jadi begitu sebab kau tak pernah terbesit sedikit pun membayangkannya, sekalipun sedang buang air. “itu hil yang mustahal” sesalmu kemudian. Tapi sayang kalian bicara di dunia yang lebih sering bikin kepala kalian pusing. Apakah kau pernah terbayang Banda Neira atau Payung Teduh bubar ketika albumnya baru saja keluar? Mungkin tak sempat. Tapi tetap terjadi. Matamu nampak lelah, menggelap disekili

Jangan Mampir Kembali

Image
Kamu tidak perlu kembali. Kamu tidak perlu melangkah mendekatiku lagi. Kamu tidak perlu, membuat puluhan panggilan tak terjawab hanya untuk bilang padaku bahwa kau saat ini tengah menyesali. Karena percuma, kamu terlambat datang, aku sudah tidak peduli. Biarkan saja janji-janji yang dulu hilang sendiri. Jangan mengingat-ingat lagi sehingga kamu tak perlu susah-susah mencariku untuk menepati janji. Aku tak mau terseret ke dalam ingatan saat kau buang aku begitu saja seperti tak punya arti. Saat itu, aku telah mengizinkanmu bebas mencari yang kau mau. Aku juga menerima kenyataan bahwa laki-laki itu bukanlah aku. Aku mencoba mengerti lalu aku berani untuk berjalan menjauhimu. Pada saat itu aku berpikir bahwa mungkin bukan denganku kamu akan menyatu. Lalu kini, setelah seluruh pertarungan antara hatiku yang ingin terus tinggal, dengan otakku yang ingin lupa, kau datang tiba-tiba membawa air mata? Setelah semua kekacauan ini aku lewati sendiri, kau datang dan berani berkata bahwa aku