Posts

Showing posts from 2019

Denganmu

Image
Aku tak sebaik         yang kau pikirkan. Namun kiranya kau         perlu mengerti, aku yang denganmu,         ialah aku yang ingin         selalu         memperbaiki diri. Hasbi Er @lelahkihebat

Terimakasih

Image
entahlah, aku tidak bisa berbicara apa-apa. yang aku bisa hanya berterimakasih pada kalian semua dan tentu saja racikan atas air comberannya, manis, busuk, dan lagi entahlah. Terimakasih.

Teka-Teki

Image
Bagiku, perempuan adalah satu-satunya mahkluk yang mudah sekali dituliskan, sama halnya hujan dan senja. Setiap perempuan selalu memiliki sisi yang gampang dikagumi, menggetarkan. Ia lembut, sekaligus menyimpan ketajaman yang setiap saat bisa menusuk sangat dalam, dan tak mudah dicabut, bahkan disembuhkan. Perempuan itu penyidik paling ulung. Mereka cerdik mencari pertanyaan, tak tertebak, namun kebanyakan hatinya tak pernah siap dengan jawaban. Terkadang mereka juga culas. Ketika aku ingin belajar bagaimana cara berbohong yang rapi, seorang perempuan mengajariku cara bermain curang dan licik sekaligus. Dalam novel Biola tak Berdawai, Seno Gumira menulis: “Lelaki itu teka-teki yang sukar dijawab. Perempuan itu teka-teki yang paling tidak masuk akal”. Begitulah perempuan. Mudah dikagumi, namun juga menakutkan. Gampang disayangi, tapi juga berbahaya. Ingin dipahami, namun terkadang membingungkan. Terlihat lemah lembut, tapi mematikan. Menggemaskan, juga pandai mematahkan. Begitu

Semuanya Begitu Berat

Image
Instagram Hasby Rachma Pernahkah kamu menangisi sesuatu karena hidup tidak berjalan sesuai dengan kemauanmu? Lalu kau bangun mengutuki perasaan yang entah bagaimana caranya kau coba lupakan, tapi terus mengganggu pikiranmu. Padahal sesaat sebelumnya kau tertawa begitu keras seolah kau memenangkan perlombaan dan tawamu coba menyuarakan kaulah satu dari sekian juta orang yang berhasil melewati tantangan berat dalam hidup. Padahal, kau tidak. Kau, begitu pun aku, hanya mengelabui pikiran. Sebab kita terlalu tega untuk mengingat detil bagaimana kenyataan menghantam hidup begitu kejam. Mungkin sampai kita tak berani mengingat sudut – sudut tempat atau lagu – lagu yang dapat membawa kita pada ingatan yang menyakitkan. Beberapa ingatan tetap pada tempatnya. Merepotkan kita. dan untuk melupakannya, kita kerap mengelabuinya. Meski di titik terdalam, kita diam – diam mengingatnya. Kadang kita merasa bahwa kita sudah cukup dewasa untuk menghadapi segala hal yang berseberangan dengan kita

Ku Katakan Saja

Image
Kebahagiaan atas sebuah anugerah bernama ‘jatuh cinta’, rupanya datang satu paket bersama perihnya rindu yang mendera. Kesenangan dan kesedihan, kata Kahlil Gibran, bersama-sama hadir. Dan ketika yang satu duduk sendirian denganmu di bangku, yang lainnya sedang terlelap tidur di ranjangmu. Mereka seperti dua sisi mata uang yang tak bisa kubelah untuk kudekap salah satu, sambil membuang sisi lainnya. Itulah saat-saat aku mulai berhasil menghayati kesedihan Thom Yorke dalam lirik itu: When you were here before Couldn’t look you in the ey e You’re just like an angel Your skin makes me cry You float like a feather In a beautiful world And I wish I was special You’re so  very  special But I’m a creep. I’m a weirdo. What the hell am I doin’ here? I don’t belong here. Jauh di dalam hatiku, ada kekaguman yang berdiri megah di atas rasa tak berdaya. Ada luka yang tak butuh diobati, tersebab kesembuhan sebuah luka hanya akan menyisakan bekas yang sama menyakitkannya ketika dikenan

Surat Bulan April

Image
Semenjak dia mengenalkanku dengan kamu, aku tau aku akan menyukaimu secepatnya. Karena tidak seperti yang lain, kamu memberiku harapan- harapan yang berbeda. Menarikku ke atas dengan penuh tawa, kemudian kau ulur aku serendah-rendahnya. Aku telah mengerti ini akan sulit. Ini membutuhkan waktu, hingga kemudian kamu menyadarkanku tentang kita yang tak mungkin menyatu. Lalu kemudian aku takut, khawatir akan semua yang telah kuupayakan menjadi sia-sia. Semua tulisanku mungkin akan percuma. Doa- doa yang kupanjatkan mungkin tidak disetujui semesta. Mungkin pula, kamu masih belum bisa melepaskan senyum seseorang yang lama. Hingga aku berani meyakinkan diriku bahwa kita hanya akan berhenti di 'teman' saja Empat bulan, enam bulan, tujuh bulan Kamu masih menjadi malu, khawatir mungkin perasaanku yang kuteriakkan ini hanya sebuah ketertarikan karena aku terlalu nyaman dengan tatapanmu. Hingga bulan ke-delapan kamu mulai sadar, ini adalah waktu vang panjang untuk hanya sebuah keterta

Aku Kira

Image
Aku kira ini ketertarikan, ternyata hanya sebuah perhatian yang kuterima dengan nyaman. Lalu kuakui itu sebagai harapan. Aku pikir dia hanya datang kepadaku dan akan terus menetap. Ternyata aku telah keliru. Ternyata aku hanya terlalu hebat dalam menciptakan segenap ekspektasi dengan hatiku. Aku kira dia bersedia memperjuangkanku sesiap aku berjuang untuknya. Ternyata tidak. Dia tidak pernah mau memperjuangkan hal-hal yang bukan kebahagiaannya. Dan tentu, baginya, aku bukan sebuah kebahagiaan. Yang dia cari-cari bukanlah aku. Aku bukan sebuah kebutuhan. Aku hanya... sebuah pertanyaan tanpa jawaban. Aku selalu menunggu kabarnya, dengan senang hati kujadikan dia prioritasku. Aku lakukan itu terus-menerus. Kupikir dia akan luluh dan menjadikanku orang yang juga harus diprioritaskan. Ternyata, dia, menjadikanku sebagai pilihan saja tak pernah terpikirkan, apalagi menomorsatukanku. Aku kira dia mulai menjadi sayang karena denganku dia tak pernah menolak untuk berbincang. Lalu keti

Notifikasi Kesadaran

Image
Lama aku duduk terdiam memandangi layar persegi panjang dengan kursor berkedip-kedip hampa itu. Berusaha mengidentifikasi sejenis perasaan apa yang tengah eksis saat ini karena sungguh semuanya sangat tidak jelas. Momen demi momen, kode demi kode, story demi story, tetap saja tak cukup. Kamu tahu, ini hanya bagian dari rencana kepalaku untuk melindungi hati ketika kecewa. Aku tak membencimu, sungguh. Aku hanya agak marah ketika kamu tampak lebih bahagia tanpaku. Dan aku akan terus mempertahankan amarahku–karena kurasa itu adalah balasan paling tepat untukmu–kalau bisa hingga kedamaianmu terusik. Pernah ada hari dimana aku merasa aku telah membuat kemajuan. Bergerak jauh darimu tanpa sedikitpun merasa terluka. Tapi, sebagian hati kecil ini tak pernah bisa tahan untuk tidak memikirkanmu. Ini terlalu penting, ya kan? Jadi, bagaimana bisa kamu pergi darinya? Lalu, aku tersadar. Aku tak menginginkan apa-apa. Aku hanya ingin sebuah permintaan maaf darimu. Maaf karena telah mem