Non, jangan lagi merasa risau dan malu atas apa yang terjadi pada masa lalumu. Sebab Mas menerima kamu dengan kondisimu hari ini, yang pernah terjadi adalah kisah lama. Maka hari ini mari membangun kisah yang baru. Non, walaupun kamu pernah berpacaran sekalipun. Mas sudah tidak lagi peduli, karena Mas tau kamu sudah lama berubah dan menyesali semua yang pernah terjadi di masa lalumu. Tuhan sangat suka dengan hamba yang berubah, maka tidak ada alasan bagi Mas untuk kecewa dengan masa lalu yang sudah lama kamu kubur dalam dalam. Non, kamu punya kesalahan di masa lalu. Aku pun sama. Walau mungkin kesalahan kita berbeda. Bahkan sampai hari ini dan di hari hari yang akan datang Non, kita pasti akan terus terpeleset untuk melakukan kesalahan. Itu bukti bahwa aku dan kamu adalah manusia biasa. Jauh dari kata sempurna. Maka Non, jangan risau dengan masa lalu. Sebab hidup kita tergantung dengan bagaimana kita kelak mengakhirinya. Mas janji, akan berusaha membantumu menjadi pribadi yang lebih ba
A man Sleepy Insomniac Aku lelaki penyendiri dan tinggal diduniaku sendiri. Tapi, aku bukan anak yang banyak mempunyai problematika kehidupan dan bukan pula aku anak bandel yang selalu bikin masalah dimanapun aku berada. Aku seperti lelaki biasanya punya sahabat, bahkan teman sekalipun. Aku bukan anak orang kaya tetapi kaya kasih. Dan aku, anak laki-laki yang sangat tidak suka keramain. Itulah aku “Lelaki Penyendiri namun Memiliki Rindu Yang Sama” yang hobi berdiam diri di depan pemandangan alam salah satunya pantai. Kenapa aku begini? Yang jelas bukan karena banyak faktor, banyak alasan, dan banyak cerita, bukan sama sekali.... Si penyendiri akan memulai hari ini seperti biasanya. Hari ini ditempat kerja sama seperti biasanya dan seperti biasanya pula aku sudah duduk dikursi depan kantor menunggu scedule maintenance kantor. Aku duduk sendiri. Ada teman yang menghampiri duduk denganku. Aku tidak tau apa yang telah dipikirkan si Panjul sehingga dia ingin menghiburku deng
Hidupku tak pernah dihadapkan dengan pilihan-pilihan, sampai pada suatu waktu aku menemukan sebuah keputusan, pertimbangan, dan kepastian. Aku tak pernah ragu, walaupun jalannya sedikit rumit, tapi kutahu pasti aku sedang mengambil jalan yang tepat, berdampingan dengan seseorang yang nantinya jadi tempat merehatkan penat. Pada akhirnya perjalananku dan dia sampai pada suatu titik– tentang pernikahan. Iya, ini tentangku denganmu Firda Maulidia. Ahhh, segalanya abu-abu bagiku dulu, tak pernah tampak di bayangan, bukan jadi tujuan, dan belum pernah terpikirkan bagaimana caranya menjadi seorang suami sekaligus ayah yang akan membimbing keluarganya. Tidak, tak pernah aku bayangkan, paling tidak belum. Apakah aku pantas? Apakah aku bisa membimbing seorang istri? Apakah aku siap menanggung beban tanggung jawab? Apakah aku akan diterima oleh keluarga pasangan? Begitu banyak ‘apakah’ atau ‘bagaiamana’ di dalam kepala, sehingga bayangan tentang pernikahan, jauh
Comments
Post a Comment